Suasana Idulfitri Di Tengan Pandemi



Minggu, 24 Mei 2020.

Lebaran pertama tanpa anggota keluarga yang lengkap. Kakakku nggak pulang kampung karena mengikuti anjuran untuk tidak pulang kampung. Dikhawatirkan akan menjadi carrier virus corona. Untunglah di Tangerang sana ada bude, jadi nggak sendirian banget lebarannya. 

Saudara-saudara yang jauh dari rumah juga nggak pada mampir. Cuman yang masih sekecamatan aja yang mampir. Sebagai gantinya ya video call-an. Enak ya zaman sekarang. Dimudahkan oleh adanya teknologi.

Di masjid kampungku tadi ngadain sholat ied jama'ah. Lokasinya di salah satu kecamatan di kab Pekalongan yang masih terbilang aman. Dengan menjalankan protokol yang dianjurkan tentunya. Yang baru pulang dari luar kota nggak boleh ikut ke masjid. Yang ke masjid suhu badannya dicek. Tadi suhu badanku normal 36°C. Pintu masuk masjid cuman dibuka 1 gerbang aja. Biar gampang pengecekannya. Disediain tempat cuci tangan juga beserta sabun juga.

Abis pada sholat ied juga ya ke kuburan kayak idul fitri biasanya. Tapi aku nggak ikut. Katanya sih rame. Ada yang nyeletuk, "tumben rame banget, pada sadar apa ya." Haha

Abis itu ya udah di rumah doang. Makan, tidur, nonton tv. 

To be honest, nih ya. Aku suka nggak banyak interaksi sama orang gini. Nggak perlu keliling, nggak banyak ngumpul. Cuman ya tetep nggak suka dengan kecemasan akan adanya virus itu.

Tetep ada opor, ada lontong, sholat ied ied jama'ah, just like common ied, aja. Bedanya kakakku nggak pulang aja. Nggak ada yang ngajak gelut, nggak rame. Dan nggak ada foto keluarga. Ya gimana, wong pada ngumpul aja pada nggak mikirin foto bareng apalagi nggak ngumpul lengkap gini. Emang pada nggak suka foto. Kalau ngumpul ya udah ngobrol sama makan doang.

Oh, tadi sore juga nyobain bikin daging panggang ala-ala drama korea. Tapi ya B aja rasanya. Cenderung nggak enak malah hahahha



Selamat idulfitri 1441 H/ 2020 M. Mohon maaf lahir dan batin.

Comments