Selamat pagi and happy weekend. weekend dingin gini enaknya diem di kasur, selimutan, terus tidur lagi, nih. Ah, tapi nggak dingin pun kalo ngantuk juga tidur lagi kok. Apalagi ditambah badan yang pegel-pegel gini hawanya pengin tiduran aja. Gilak ini badan njarem semua gara-gara sok-sokan mbonek dari Kajen sampai Klunjukan. Anak rumahan sok-sokan jadi anak jalanan, nggak cooocok.
Jadi ceritanya Kamis kemarin, 27 Oktober 2016, aku dan temen-temen yang ikut lomba LOMOJARI ini diundang untuk mengikuti Wisata Edukasi. Cuma kita bertiga murid yang berasal dari SMP Terbuka, yang lainnya dari sekolah SD dan SMP reguler yang berprestasi. Aku merasa paling bodoh di sana.
Di Surat Undangannya tujuan wisatanya ke Perkebunan Teh Kaliboja dan Wisata Linggo Asri, tapi pada akhirnya kita cuma ke Perkebunan Kaliboja aja. Itu karena keterbatasan waktu juga, sih.
Perkebunan Teh Kaliboja PT Pagilaran ini terletak di Kecamatan Blado, Batang. Karna di pegunungan jadi udaranya masih sejuk ditambah pas di sana hujan mengguyur menambah kedinginan udara di sana.
|
Perkebunan Teh Pagilaran |
Berangkat dari sekolahan sekitar pkl. 06:30 WIB, berangkat dari Kajen ke perkebunannya pkl. 08:00 WIB. Sampai di perkebunan sekitar pkl. 10:00 WIB. Sampai di sana rombongan disuguhi teh dari perkebunannya. Setelah ngeteh-ngeteh syantik, romobongan diajak keliling liat cara metik teh dan ngolah pupuknya. Nah, pas liat ngolah pupuknya, hujan mengguyur, jadi kita berteduh dulu sampai hujannya reda. Setelah hujan reda, rombongan lanjut naik ke atas dan jalanannya licin banget dan nanjak. Capek cuy nanjaknya aku juga hampir kepleset. Karna jalanannya licin dan nanjak itu jadi aku jalannya pelan-pelan aja, nyari aman, jadinya ketinggalan jauh. Yang di belakangku juga ikut ketinggalan. Pada capek juga, sih, mereka.
|
Di atas Perkebunan 1050 mdpl |
I was exhausted walked uphill about 1050 masl (meters above sea leve). Yet I have a dream to walk hills higher. Di atas sini juga ada tugu perbatasan sama Banjarnegara. Daerah sini tuh segala arah perbatasan sama daerah lain. Tapi aku lupa perbatasannya sama kota apa aja.
|
Narsis sama tugu perbatasan sama tour guide dari busnya |
Di belakangku itu ada hamparan sawah yang cantiikk banget yang udah masuk daerah Banjarnegara. Dari sini rombongan di ajak ke pabrik pengolahan tehnya. Karna hujan tadi, jalanan jadi licin, dan jalanan menurun jadilah aku terpleset terus. Ntah kenapa sepatu jadi licin banget. Untung ada temenku, Ilul, yang mau tak gandengin biar kalo mau jatuh lagi aku bisa pegangan dia yang secara postur tubuh cukup kuat. Dan sampai pabriknya ketinggalan lagi donggg.... Ketinggalan penjelasannya juga. Nggak papa yang penting sampai dengan selamat.
|
Proses pelayuan daun teh |
|
Lalu dimasukin ke mesin penggilingan |
Daun-daun teh yang udah dipetik tadi lalu dibikin layu, terus digiling biar halus. Setelah halus, nanti difermentasi. Dibedain gradenya juga. Kita juga diajak mencicipi teh seduhnya. Aku merasa yang enak itu yang sebelah kanan yang nggak sepet banget dan nggak langu. Tapi itu justru teh yang kualitasnya di bawah teh yang sebelah kiri yang langu. Berarti seleraku kurang bagus. Balik lagi ke selera, ya. Abis icip-icip teh, kita disuguhi makan siang. Lalu pada sholat, beli oleh-oleh terus pulang deh. Katanya sih teh hitam yang aku beli itu teh yang biasa diekspor. Pas tak coba di rumah, rasanya sepet banget Ya Allah... Rada langu juga. Kurang suka, sih. Lebih suka Tong Tji campur Nutu apa Sepatu. Selera, ya....
Sampai di Kajen pkl. 16:00 WIB kurang berapa menit. Karna jemputan belum datanng dan udah sepi kita milih buat mbonek aja mboan nggak jadi dijemput. Kolo-kolo lah biar pernah juga. Dari Dinas Pendidikan jalan sampai pom bensin, dari pom bensin naik angkot orange ke Bojong. Dari Bojong nggak ada angkot tujuan Sragi, yaudah naik mobil pick up tumpangan sampai Kedongjaran. Di Kedongjaran, katanya mending lewat Klunjukan aja, lebih cepet. Yaudah, kita jalan kaki dari Kedongjara sampai Klunjukan. Ya Allah... pegel rasanya ini kaki. karna udah capek, aku minta istirahat dulu lah di pranggok pinggir warung nunggu jemputan aja, wong katanya mau dijemput. Akhirnya jemputan datang juga dan sampailah kita di sekolahan buat ngambil sepeda lalu pulanglah kita ke rumah masing-masing.
Apparently, yang jemput itu pkl. 16:00 WIB udah sampai di Kajen. Nggak selizipan gitu sama kita, yak. If only we waited for a moment. We'd arrive home less than 5 pm and I wouldn't get that body-pain. Every decision has its consequence. Experience....
Dari pengalaman ini aku belajar "Ketidaksabaran membawa kita pada kecapekan," Sabar adalah koentji. Sok-sokan, sih... Syukurin....
Itung-itung pengrusakan terus pembentukan. Hhahaha.. iya kali.
Sudah dulu ah ceritanya... sampai jumpa di cerita yang lainnya.
Have a nice day and happy weekend everyone...
Comments
Post a Comment